Minggu, 08 November 2015

PERAN GURU

 

Quantcast

Peran Guru dalam Proses Pendidikan

Penilain Anda!



Efektivitas dan efisien belajar individu di sekolah sangat bergantung kepada peran guru. Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan bahwa dalam pengertian pendidikan secara luas, seorang guru yang ideal seyogyanya dapat berperan sebagai :
  1. Konservator (pemelihara) sistem nilai yang merupakan sumber norma kedewasaan;
  2. Inovator (pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan;
  3. Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada peserta didik;
  4. Transformator (penterjemah) sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadinya dan perilakunya, dalam proses interaksi dengan sasaran didik;
  5. Organisator (penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskannya) maupun secara moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan yang menciptakannya).
Sedangkan dalam pengertian pendidikan yang terbatas, Abin Syamsuddin dengan mengutip pemikiran Gage dan Berliner, mengemukakan peran guru dalam proses pembelajaran peserta didik, yang mencakup :
  1. Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems).;
  2. Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber (resource person), konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik & humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching problems).
  3. Guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya.
Selanjutnya, dalam konteks proses belajar mengajar di Indonesia, Abin Syamsuddin menambahkan satu peran lagi yaitu sebagai pembimbing (teacher counsel), di mana guru dituntut untuk mampu mengidentifikasi peserta didik yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching).
Di lain pihak, Moh. Surya (1997) mengemukakan tentang peranan guru di sekolah, keluarga dan masyarakat. Di sekolah, guru berperan sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai hasil pembelajaran peserta didik, pengarah pembelajaran dan pembimbing peserta didik. Sedangkan dalam keluarga, guru berperan sebagai pendidik dalam keluarga (family educator). Sementara itu di masyarakat, guru berperan sebagai pembina masyarakat (social developer), penemu masyarakat (social inovator), dan agen masyarakat (social agent).
Lebih jauh, dikemukakan pula tentang peranan guru yang berhubungan dengan aktivitas pengajaran dan administrasi pendidikan, diri pribadi (self oriented), dan dari sudut pandang psikologis.
Dalam hubungannya dengan aktivitas pembelajaran dan administrasi pendidikan, guru berperan sebagai :
  1. Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilai pendidikan;
  2. Wakil masyarakat di sekolah, artinya guru berperan sebagai pembawa suara dan kepentingan masyarakat dalam pendidikan;
  3. Seorang pakar dalam bidangnya, yaitu menguasai bahan yang harus diajarkannya;
  4. Penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar para peserta didik melaksanakan disiplin;
  5. Pelaksana administrasi pendidikan, yaitu guru bertanggung jawab agar pendidikan dapat berlangsung dengan baik;
  6. Pemimpin generasi muda, artinya guru bertanggung jawab untuk mengarahkan perkembangan peserta didik sebagai generasi muda yang akan menjadi pewaris masa depan; dan
  7. Penterjemah kepada masyarakat, yaitu guru berperan untuk menyampaikan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat.
Di pandang dari segi diri-pribadinya (self oriented), seorang guru berperan sebagai :
  1. Pekerja sosial (social worker), yaitu seorang yang harus memberikan pelayanan kepada masyarakat;
  2. Pelajar dan ilmuwan, yaitu seorang yang harus senantiasa belajar secara terus menerus untuk mengembangkan penguasaan keilmuannya;
  3. Orang tua, artinya guru adalah wakil orang tua peserta didik bagi setiap peserta didik di sekolah;
  4. model keteladanan, artinya guru adalah model perilaku yang harus dicontoh oleh mpara peserta didik; dan
  5. Pemberi keselamatan bagi setiap peserta didik. Peserta didik diharapkan akan merasa aman berada dalam didikan gurunya.
Dari sudut pandang secara psikologis, guru berperan sebagai :
  1. Pakar psikologi pendidikan, artinya guru merupakan seorang yang memahami psikologi pendidikan dan mampu mengamalkannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik;
  2. seniman dalam hubungan antar manusia (artist in human relations), artinya guru adalah orang yang memiliki kemampuan menciptakan suasana hubungan antar manusia, khususnya dengan para peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan;
  3. Pembentuk kelompok (group builder), yaitu mampu mambentuk menciptakan kelompok dan aktivitasnya sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan;
  4. Catalyc agent atau inovator, yaitu guru merupakan orang yang yang mampu menciptakan suatu pembaharuan bagi membuat suatu hal yang baik; dan
  5. Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker), artinya guru bertanggung jawab bagi terciptanya kesehatan mental para peserta didik.
Sementara itu, Doyle sebagaimana dikutip oleh Sudarwan Danim (2002) mengemukan dua peran utama guru dalam pembelajaran yaitu menciptakan keteraturan (establishing order) dan memfasilitasi proses belajar (facilitating learning). Yang dimaksud keteraturan di sini mencakup hal-hal yang terkait langsung atau tidak langsung dengan proses pembelajaran, seperti : tata letak tempat duduk, disiplin peserta didik di kelas, interaksi peserta didik dengan sesamanya, interaksi peserta didik dengan guru, jam masuk dan keluar untuk setiap sesi mata pelajaran, pengelolaan sumber belajar, pengelolaan bahan belajar, prosedur dan sistem yang mendukung proses pembelajaran, lingkungan belajar, dan lain-lain.
Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Guru harus harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran peserta didik. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh, berkembang, berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah peserta didiknya.
Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari peserta didik, orang tua maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus. Disamping itu, guru masa depan harus paham penelitian guna mendukung terhadap efektivitas pengajaran yang dilaksanakannya, sehingga dengan dukungan hasil penelitiaan guru tidak terjebak pada praktek pengajaran yang menurut asumsi mereka sudah efektif, namum kenyataannya justru mematikan kreativitas para peserta didiknya. Begitu juga, dengan dukungan hasil penelitian yang mutakhir memungkinkan guru untuk melakukan pengajaran yang bervariasi dari tahun ke tahun, disesuaikan dengan konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung.

BUKU SAHABAT SETIA



Buku, Sahabat Setia Seumur Hidup


Di dalam kehidupan sehari-harinya saya ditemani bahan-bahan bacaan, entah koran, majalah atau buku-buku. Namun akhir Juli yang lalu saya dikejutkan berita meninggalnya salah seorang komikus Indonesia terkemuka, RA Kosasih. Dari berita di koran saya juga baru tahu bahwa dua huruf “RA” di depan nama komikus kondang itu merupakan singkatan dan “Raden Achmad.” Dahulu, sekian puluh tahun yang lalu saya sebagai penikmat komik-komik RA Kosasih menyangka “RA” itu adalah “Raden Ajeng”, karena selalu mengingatkan saya pada nama tokoh nasional RA Kartini. Namun, yang lebih penting lagi karya-karya komik almarhum RA Kosasih ikut mewarnai kehidupan saya sejak saya masih duduk di bangku SD. Teristimewa komik-komik seperti Ramayana (10 buku), Mahabharata (40 buku), dan juga beberapa karya komik lainnya seperti Siti Gahara, Hikayat Panji Semirang, dan lain-lain. Semua komik karya RA Kosasih sudah saya lahap semua. Bahkan saya membacanya rata-rata lebih dari satu kali. Beberapa bulan yang lalu saya kok rindu sekali untuk membaca kembali komik-komik yang menemani saya hampir setengah abad yang lalu itu. 
Riwayatnya, dan komik-komik wayang itulah saya menyukai cerita wayang. Banyak ajaran budi pekerti luhur yang dapat dipetik dari cerita wayang itu.
Namun yang lebih penting lagi dari semuanya di atas. komik hanyalah merupakan “tangga pertama” (meminjam isilah KPK), saya mulai mencintai buku-buku. Juga beberapa majalah anak-anak seperti “Si Kuncung” waktu itu, ikut mempengaruhi saya untuk suka membaca. Bagi mereka yang berasal dan luar Jawa, mungkin komik wayang terasa agak asing. Namun saya percaya bahwa di luar komik, banyak bahan bacaan lain sejak masa anak-anak yang menyebabkan kita rnenyenangi bacaan. Komik bagi saya hanya “menu pembuka” untuk menuju “menu utama”
berupa buku-buku yang menjadi sahabat saya dalam kehidupan selanjutnya.

Teman Setia Seumur Hidup
Buku dapat menjadi teman setia seumur hidup. Namun hal itu tergantung sepenuhnya pada kita sebagai manusia. Karena buku itu sendiri secara phisik merupakan benda mati. Apakah henda itu kita baca atau tidak tergantung sepenuhnya pada kita masing - masing. Bisa saja kita butuh buku karena keharusan, misalnya anak sekolah atau mahasiswa yang diharuskan membaca buku wajib. Bila sudah lulus, bisa saja buku itu dicampakkan, tidak kita hiraukan lagi. Lebih malang lagi nasib buku itu bila di jual ke tukang loak. Seorang rekan yang pernah tugas belajar beberapa tahun di Jepang membandingkan kebiasaan membaca orang Jepang dan Indonesia. Di Jepang kita bisa menjumpai orang membaca buku di mana saja. bukan hanya di rumah atau perpustakaan, tapi juga di tempat-tempat umum, seperti di dalam kereta bawah tanah, bus atau taman kota. Menurut pengamatan teman saya tersebut, sebagian besar rakyat Indonesia bukan pembaca buku, jadi bisa dibayangkan tingkat ilmu pengetahuan mereka rata-rata. Ungkapan bangsa yang maju adalah bangsa yang suka baca buku kiranya tidaklah berlebihan.
Lalu bagaimana kita yang sudah memasuki usia senja ini, sudah pensiun, karir sudah selesai, masih adakah gunanya membaca buku? Bagi yang suka baca buku, tentu akan menjawab “buku tetap berguna”. Buku tetap sumber ilmu pengetahuan yang penting. Bagi pencinta buku, mengoleksi buku merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Buku merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya, dibandingkan dengan jenis-jenis kekayaan lainnya. Namun akan lebih baik lagi bila buku yang ratusan bahkan ribuan jumlahnya itu sudah dibaca semua. Bukan seberapa banyak buku yang kita miliki, namun seberapa banyak buku yang telah kita baca. Membaca buku toh tidak harus dengan memiliki buku. Buku bisa kita pinjam di perpustakaan. Perpustakaan sangat berguna bagi siapapun pencinta buku, karena sesuatu dan lain hal, tidak sempat atau mampu membeli buku.
Dalam sebuah tulisan di koran minggu, penulis yang bersangkutan memberikan nasihat bagaimana seorang manula tidak jenuh menjalani kehidupan sehari-hari. Ia memberikan 3 tip, yakni membaca buku, menulis dan silaturahim dengan teman-teman. Insyaallah kita lahir batin tetap bugar. Bila menulis kita dapat berbagi pengetahuan baru dengan sesama. Jadi itu amal juga, bukan? Mudah-mudahan berpahala juga. Dengan membaca buku dan bacaan lainnya kita dapat berbagi pengetahuan dalam pertemuan dengan teman-teman. Percayalah, pikiran dan rokhani kita akan tetap terjaga kesegarannya.
Tapi bagi mereka yang tidak suka baca, apa lagikah kegunaan ilmu pengetahuan? Membaca buku dengan mengunyah pengetahuan itu bisa memperlambat kepikunan, nasihat seorang psikiater dalam suatu ceramahnya. Maka marilah kita jujur dengan tidak mengabaikan seruan universal yang berhunyi: tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat, sekalipun ke negeri Cina! ***

"Orang lanjut usia yang berorientasi pada kesempatan adalah orang muda yang tidak pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi pada keamanan, telah menua sejak muda"


Rabu, 04 November 2015

MALAIKAT PELINDUNG



MALAIKAT PELINDUNG

Suatu ketika, ada seorang bayi yang siap untuk dilahirkan. Maka, ia bertanya kepada Tuhan. “Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi, aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku disana?”.Tuhanpun menjawab. “Diantara semua malaikat-Ku, Aku akan memilih seorang yang khusus untukmu. Dia akan merawatmu dan mengasihimu.” Si kecil bertanya lagi, “Tapi, disini, di surga ini, aku tak berbuat apa-apa, kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia.Tuhanpun menjawab, “Tak apa, malaikatmu itu, akan selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia.” Namun si kecil bertanya lagi, “Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa yang mereka pakai?Tuhanpun menjawab, “Malaikatmu itu, akan membisikkanmu kata-kata yang paling indah, dia akan selalu sabar ada disampingmu, dan dengan kasihnya, dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia.” Si kecil bertanya lagi, “Lalu, bagaimana jika aku ingin berbicara padamu, ya Tuhan?”Tuhanpun kembali menjawab, “Malaikatmu itu, akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu untuk berdoa.” Lagi-lagi, si kecil menyelidik, “Namun, aku mendengar, disana, ada banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?Tuhanpun menjawab, “Tenang, malaikatmu, akan terus melindungimu, walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia, sering akan melupakan kepentinganya sendiri untuk keselamatanmu.” Namun, si kecil kini malah sedih, “Ya Tuhan, tentu aku akan sedih jika tak melihat-Mu lagi.Tuhan menjawab lagi, “Malaikatmu, akan selalu mengajarkanmu keagungan-Ku, dan dia akan mendidikmu, bagaimana agar selalu patuh dan taat pada-Ku. Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingat-Ku. Walau begitu, Aku akan selalu ada disisimu.”Hening. Kedamaianpun tetap menerpa surga. Namun, suara-suara panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup. Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong, sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku….Tuhanpun kembali menjawab. “Nama malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan: Ibu…

Senin, 02 November 2015

4 Kompetensi Guru




4 Kompetensi yang Wajib Dikuasai Guru

Untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas, guru harus menguasai 4 kompetensi. Keempat kompetensi yang harus dikuasai guru untuk meningkatkan kualitasnya tersebut adalah kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. Guru harus sungguh-sungguh dan baik dalam menguasai 4 kompetensi tersebut agar tujuan pendidikan bisa tercapai.

1. Kompetensi Pedagogik
 Kompetensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi yang merupakan kompetensi khas, yang membedakan guru dengan profesi lainnya ini terdiri dari 7 aspek kemampuan, yaitu:

  1. Mengenal karakteristik anak didik
  2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
  3. Mampu mengembangan kurikulum
  4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik
  5. Memahami dan mengembangkan potensi peserta didik
  6. Komunikasi dengan peserta didik
  7. Penilaian dan evaluasi pembelajaran

2. Kompetensi Profesional.

Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam mengikuti perkembangan ilmu terkini karena perkembangan ilmu selalu dinamis. Kompetensi profesional yang harus terus dikembangkan guru dengan belajar dan tindakan reflektif. Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:


  • Konsep, struktur, metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar
  • Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah
  • Hubungan konsep antar pelajaran terkait
  • Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
  • Kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional

3. Kompetensi  Sosial

Kompetensi sosial bisa dilihat apakah seorang guru bisa bermasyarakat dan bekerja sama dengan peserta didik serta guru-guru lainnya. Kompetensi sosial yang harus dikuasai guru meliputi:

  •  Berkomunikasi lisan dan tulisan
  •  Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
  • Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik
  • Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
  • Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia
  • Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
  • Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru

4. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi ini terkait dengan guru sebagai teladan, beberapa aspek kompetensi ini misalnya:


  • Dewasa
  • Stabil
  • Arif dan bijaksana
  • Berwibawa
  • Mantap
  • Berakhlak mulia
  • Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
  • Mengevaluasi kinerja sendiri
  • Mengembangkan diri secara berkelanjutan

Keempat kriteria tersebut biasanya didapat dan dikembangkan ketika menjadi calon guru dengan menempuh pendidikan di perguruan tinggi khususnya jurusan kependidikan. Perlu adanya kesadaran dan keseriusan dari guru untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya. Karena kian hari tantangan dan perubahan zaman membuat proses pendidikan juga harus berubah.

5 KELEMAHAN GURU DALAM MENGAJAR

Sebagai guru, terlebih sebagai guru PNS seharusnya kita maklum bahwa guru memiliki peran strategis membentuk karakter anak. Bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja. Dalam proses pembelajaran, seharusnya guru menghindari beberapa kelemahan dalam mengajar, diantaranya:

1.       Guru tidak menggunakan RPP sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. RPP adalah skenario pembelajaran yang dibuat oleh guru sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai. Dalam dokumen tersebut tidak hanya berisi kompetensi apa yang akan dicapai tetapi juga memuat secara rinci berapa lama waktu tatap muka dilakukan. Bahkan dirinci pula berapa menit kegiatan awal untuk melaksanakan kegiatan rutin, apersepsi dan penjajagan untuk mengenal bekal awal siswa. Waktu yang digunakan untuk kegiatan inti, dan rincian waktu untuk kegiatan akhir. Dalam RPP juga tercantum secara jelas alat bantu mengajar apa yang diperlukan dan sumber belajar apa yang digunakan. Demikian pula di dalam RPP juga telah dicantumkan rencana kegiatan penilaian yang merupakan upaya untuk mendapatkan umpan balik keberhasilan guru dalam mengajar.Kenyataannya RPP tidak difungsikan, bahkan ada guru yang mengajar tanpa bertpedoman pada RPP. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak terarah.

2.       Guru tidak mempersiapkan alat bantu mengajar. Alat bantu mengajar sangat diperlukan untuk membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran, sehingga siswa mengetahui secara nyata melalui benda-benda yang nyata. Dengan alat bantu ini pengetahuan tidak hanya berupa verbal, dan bisa mengatasi kesenjangan komunikasi guru dengan siswa. Kenyataannya guru tidak membawa alat bantu mengajar sehingga yang dilakukan hanyalah ceramah-dan ceramah saja.

3.       Guru kurang memperhatikan kemampuan awal siswa. Pengetahuan ten tang kemampuan awal siswa diperlukan oleh guru untuk menetapkan strategi mengajar, bahkan untuk mengajukan pertanyaanpun diperlukan pemahaman tentang kemampuan awal siswa. Dengan memahami kemampuan awal siswa ini guru dapat membantu siswa memperlancar proses pe,mbelajaran yang dilkukan dan memperkecil peluang kesulitan yang dihadapi siswa. Adakalanya satu materi tertentu memerlukan prasarat pengetahuan sebelumnya. Jika pengetahuan prasyarat ini belum dikuasi dan guru sudah melanjutkan pada materi berikutnya bisa dipastikan bahwa siswa akan kesultan mengikuti pelajaran. Hal ini bisa dideteksi melalui perilaku siswa. Siswa yang tidak dapat mengikuti materi yangs edang dibahas oleh guru cenderung berperilaku “menyimpang” seperti: melamun, menulis atau menggambar yang tidak ada hubungannya dengan materi pelajaran, berbicara sendiri atau kegiatan-kegiatan lain yang tidak terkait dengan isi pembelajaran.

4.    Penggunaan papan tulis yang kurang tepat. Pada umumnya guru langsung memulai pelajaran tanpa menuliskan Pokok persoalan yang akan dibahas dan tujuan pembelajarannya. Penulisan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran ini bergna sebagai kontrol bagi guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar tidak keluar dari jalur. Kecenderungan lainnya adalah penggunaan papan tulis yang kaacau. Siswa tidak tahu apa sebenarnya yang dibahas, dan untuk apa hal itu dibahas. Guru terlalu sibuk menulis dan membuat ilustrasi di papan tulis yang kadang-kadang sulit ditangkap siswa dan tidak disimpulkan.

5.    Tidak melaksanakan evaluasi. Dengan alasan kekurangan waktu seringkali guru tidak melaksanakan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan. Evaluasi ini bertguna bagi guru untuk mengetahui seberapa besar keefektifan pembelajaran yang dilakukannya. Dengan melakukan evaluasi pada setiap akhir kegiatan /bahasan akan bisa mendeteksi siswa mana yang masih kesulitas dan pada bagian apa siswa merasa sulit. Hal ini akan sangat berguna bagi guru dalam membantu siswa

Apabila 5 macam kelemahan guru ini dapat diperbaiki, maka peoses pembelajaran akan menjadi lebih bermutu dan muaranya nanti pada hasil belajar yang lebih baik. Perubahan pada kelima kelemahan tersebut tidak memerlukan biaya. Yang diperlukan hanyalah kesadaran diri untuk memberikan yang terbaik kepada siswa. Kepala sekolah dapat berperan dalam perbaikan proses pembelajaran ini dengan cara lebih sering melaksanakan supervisi kunjungan kelas



By. Drs. Letzon T, MPd.

Kamis, 29 Oktober 2015

Mesin Frais





PENDAHULUAN
BAB  1

A.   Latar Belakang
Modul ini disusun berdasarkan system pelatihan yang mengacu pada penguasaan kompetensi yang dirumuskan atas tuntutan kebutuhan lulusan/tamatan diklat. Uraian materi ditujukan untuk penyampaian dan pengajaran kompetensii (pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam suatu tugas atau pekerjaan ). Penekanan pembelajaran diarahkan pada apa yang dapat dilakukan oleh seseorang setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan. Salah satu yang menjadi ciri penting dari system pelatihan dengan pendekatan kompetensi adalah penguasaan kompetensi secara individual atau kelompok dan kemampuan untuk mengaktualisasikan di tempat kerja.

B.       Deskripsi Singkat
Dengan mempelajari bahan ajar ini Anda akan memahami macam-macam mesin frais, bagian-bagian mesin frais, ukuran standar mesin frais, fungsi mesin frais, perlengkapan mesin frais, macam-macam pisau frais, penggunaan pisau frais, pemasang pahat bubut dan benda kerja, parameter-parameter prose mesin frais dan melaksanakan proses pengefraisan

C.       Tujuan Pembelajaran
1.         Kompetensi Dasar
Modul ini disajikan dengan tujuan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan pemesinan serta keselamatan kerja khususnya dalam mesin frais secara rincinya adalah sebagai berikut:
a.    Mengetahui kontruksi mesin frais secara umum
b.    Membedakan kontruksi mesin frais
c.    Menyebutkan fungsi mesin frais secara umum
d.    Menyebutkan bagian-bagian mesin frais
e.    Menjelaskan fungsi dari komponen mesin frais
2.         Indikator Keberhasilan
a.    Dapat menjelaskan macam-macam mesin bubut
b.    Menjelaskan macam-macam mesin frais
c.    Menjelaskan macam-macam pisau frais
d.    Menentukan parameter-parameter proses pengefraisan
e.    Melaksanakan proses pengefraisan
D.       Materi Pokok dan Submateri Pokok
1.     Materi Pokok:
a.    Macam-macam mesin frais
b.    Macam-macam pisau frais
c.    Parameter-parameter prose pemesinan frais
d.    Proses pengefraisan

2.     Sub Materi Pokok
a.    Pengertian mesin frais
b.    Macam-macam mesin frais
c.    Fungsi mesin frais
d.    Perlengkapan mesin frais
e.    Macam-macam pisau frais
f.     Penggunaan pisau frais
g.    Kecepatan potong (Cutting speed) – Cs
h.    Kecepatan putaran mesin (Revolotion Per Menit)–Rpm
i.      Kecepatan pemakanan (Feeding)
j.      Waktu pemesinan frais
k.    Metode pemotongan
l.      Sistem pembagian
m.   Macam-macam teknik proses pengefraisan
n.    Langkah-langkah pengopersian mesin frais




KEGIATAN PEMBELAJARAN
BAB  2
A.    Materi Pokok 1
Macam-macam Mesin Frais

1.    Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu menjelaskan:
1)              Ukuran standar
2)               Bagian-bagian utama dan fungsi
3)               Perlengkapan dan fungsi

2.    Uraian Materi dan Contoh
A.   Pengertian Mesin Frais
Mesin frais adalah salah satu jenis mesin perkakas yang dapat digunakan untuk mengerjakan suatu bentuk benda kerja dengan mempergunakan pisau frais sebagai alat potongnya.

Dilihat dari cara kerjanya, mesin frais termasuk mesin perkakas yang mempunyai gerak utama berputar. Pisau dipasang pada sumbu/arbor mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor.Jika arbor mesin diputar oleh motor, maka pisau frais ikut berputar.

Arbor mesin dapat berputar ke kanan atau ke kiri, sedangkan banyaknya putaran diatur sesuai dengan kebutuhan.


Gambar 2.1 Mesin frais

B.       Macam-macam Mesin Frais
Macam-macam mesin frais dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya:
1.        Mesin frais tegak (vertikal)
Mesin frais tegak adalah suatu mesin frais yang arbornya tegak (vertikal) seperti gambar , sedang mejanya dapat bergerak ke arah
a.    memanjang/longitudinal
b.    melintang /cross slide dan naik turun
                       
Gambar 2.2 Mesin frais tegak

Bagian-bagian mesin frais tegak:

a. Spindel

e. Engkol ke arah memanjang

b.  Kepala

f. Engkol ke arah naik dan turun

c.  Tuas otomatis

g. Alas mesin

d.  Kolom

h. Handel ke arah melintang


2.        Mesin frais mendatar (horizontal)
Mesin frais horisontal, dibedakan lagi menurut fungsinya yaitu:
a.    Mesin frais sederhana (Plain milling machine)
b.    Mesin frais universal (Universal milling machine)

Mesin frais mendatar/horisontal adalah suatu mesin frais yang arbornya mendatar seperti gambar , sedang mejanya dapat bergerak ke arah
a.    memanjang/longitudinal

b.    melintang /cross slide dan naik turun


Gambar 2.3 Mesin frais horisontal (sederhana)

Bagian-bagian mesin frais horizontal diantaranya:
                                       

a.    Lengan penahan arbor
l.    Ulir pendukung
b. Tuas otomatis meja memanjang
m. Alas bodi
c.    Meja/bed machine
n.  Tuas pengunci sadel
d.    Handel penggerak meja
memanjang
o. Tuas kecepatan arah otomatis
meja melintang
e.  Tuas pengunci meja mesin
p. Dudukan meja/bede machine
f.     Handel penggerak meja melintang
q.  Body Machine
g.    Tuas pengatur feeding
r.   Tiang (colom)
h.    Tuas pengatur feeding
s. Spindel mesin
i.     Engkol untuk ke arah naik/ turun
t. Lengan msin
j.     Engkol untuk ke arah naik turun
u. Lengan penahan arbor
k.    Lutut
v. Tombol ON/OF

3. Mesin frais universal

Mesin frais universal adalah suatu mesin frais dengan kedudukan arbornya mendatar dan gerakan mejanya dapat kearah memanjang/longitudinal, melintang/ cross slide, naik turun dan dapat diputar membuat sudut tertentu terhadap body mesin. (gambar 2.4)

Gambar 2.4 Mesin frais universal

a.    Lengan

k.    Tuas pengunci meja

b.    Penyokong arbor
l.     Tabung pendukung

c.    Tuas otomatis

m.   Lutut (knee)

d.    Nok pembatas

n.    Tuas pengunci sadel

e.    Meja mesin
o.    Alas meja

f.     Engkol ke arah memanjang

p.  Tuas perubah kecepatan motor listrik

g.    Tuas pengunci

S.    Tuas penunjuk kecepatan putaran

h.    Baut penyetel
T.    Tiang (colom)

i.     Engkol ke arah melintang

U.   Spindel mesin

j.     Engkol untuk ke arah naik turun

V.   Tuas untuk menjalankan spindel



4.        Mesin frais khusus
Dan tipe mesin frais lain yang banyak digunakan di industri berdasarkan fungsi penggunaannya, antara lain:
a.      Mesin frais copy (Copy milling machine)
b.      Mesin frais hobbing
c.      Mesin frais tusuk/stick
d.      Mesin frais gravier
e.      Mesin frais planer
f.       Mesin frais CNC

a.         Mesin frais copy
Merupakan mesin frais yang digunakan untuk mengerjakan bentukan yang rumit. Maka dibuat master / mal yang dipakai sebagai referensi untuk membuat bentukan yang sama. Mesin ini dilengkapi 2 head mesin yang fungsinya sebagai berikut:
    Head yang pertama berfungsi untuk mengikuti bentukan masternya.
    Head yang kedua berfungsi memotong benda kerja sesuai bentukan masternya.

Antara head yang pertama dan kedua dihubungkan dengan menggunakan sistem hidrolik. Sitem referensi pada waktu proses pengerjaan adalah sebagai berikut:
a.    Sistem menuju satu arah, yaitu tekanan guide pada head pertama ke arah master adalah 1 arah.
b.    Sistem menuju 1 titik, yaitu tekanan guide tertuju pada satu titik dari master.












Gambar 2.5 Mesin frais copy


b.         Mesin frais hobbing

Gambar 2.6Mesin frais hobbing





Merupakan mesin frais yang digunakan untuk membuat roda gigi / gear dan sejenisnya (sprocket dll). Alat potong yang digunakan juga spesifik, yaitu membentuk profil roda gigi (evolvente) dengan ukuran yang presisi


c.         Mesin frais tusuk/stick
Mesin frais tusuk/stick biasanya digunakan untuk membuat alur pasak pada lubang yang berpasangan dengan poros, membuat roda gigi dalam dll.

d.         Mesin frais gravier

Merupakan mesin yang digunakan untuk membuat gambar atau tulisan dengan ukuran yang dapat diatur sesuai keinginan dengan skala tertentu.




Gambar 2.7Mesin frais gravier

e.         Mesin frais planer
Merupakan mesin yang biasa digunakan untuk memotong permukaan       ( face cutting ) dengan benda kerja yang besar dan berat.


Gambar 2.8 Mesin frais planer
f.          Mesin frais CNC
Merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan bentukan-bentukan yang lebih komplek.
Mesin frais CNC merupakan penggangi mesin frais copy dan gravier. Semua control menggunakan sistem electronic yang komplek (rumit). Dibutuhkan operator yang ahli dalam menjalankan mesin ini.Harga mesin CNC ini sangat mahal.



Gambar 2.9 Mesin frais CNC

C.       Ukuran Standar Mesin
Ukuran suatu mesin frais ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya:
a.    Panjang langkah/ jarak tempuh meja mesin frais arah memanjang
b.    Jarak spindel sampai permukaan meja pada kedudukan paling bawah.
c.    Panjang langkah/ jaraktempuh meja mesin frais arah melintang

D.       Bagian- bagian utama mesin frais dan fungsinya
Mesin frais kontruksinya berbeda-beda, tetapi pada prinsipnya mesin ini mempunyai beberapa komponen utama, yaitu:
a.    Kolom mesin/badan mesin
b.    Arm/lengan mesin
c.    Table/meja mesin
d.    Sadel/dudukan meja
e.    Knee/Lutut
f.     Alas mesin

1.        Kolom/badan mesin
Badan mesin ini adalah berdiri tegak dan kokoh karena ia dipakai sebagai patokan dan merupakan dudukan dan rumah dari roda gigi. Selain dari itu juga akan jadi dudukan dari sumbu utama, bahkan untuk jadi dudukan motor dan puli-pulinya itulah ditempatkan.
Bagian depan yang dikerjakan secara masinal, adalah bebentuk ekor burung tegak yaitu untuk gerak turun naiknya knee yang membawa sadel dan meja. Pada bagian sebelah atas kolom ini dipasang sumbu utama/spindel untuk dudukan dan membawa arbor sebagai pemegang dari pisau frais itu sendiri, sehingga dapat berputar.
Pada bagian atas juga dibuat alur ekor burung mendatar yaitu untuk dudukan lengan, dan arm ini dapat didorong maju ataupun mundur untuk mencapai kedudukan tertentu.

2.        Lengan/Arm
Seperti dikatakan di atas bahwa lengan itu letaknya di bagian paling atas dari badan mesin dan bawahnya mempunyai bentuk ekor burung yang pas kepada alur ekor burung pada badan mesin, lengan ini dapat dikunci dan dilepas untuk kebutuhan tertentu. Pada lengan ini dapat dipasang dukungan arbor (suport arbor) yang mempunyai alur ekor burung pas kepada lengan tadi dan ia dapat dikunci pada posisi tertentu, sehingga cocok untuk kebutuhan pekerjaan tertentu.
Pada beberapa jenis mesin, pendukung arbor ini jumlahnya ada yang satu ada yang dua buah untuk lebih kokohnya dukungan terhadap arbor.

3.        Meja mesin frais
Meja ini letaknya adalah di atas sadel, bentuknya segiempat panjang dan mempunyai alur-alur T yang berfungsi untuk penempatan baut dan mur T yang berfungsi sebagai pengikat.Untuk jenis mesin tetentu meja ini dapat diatur 0 samapai 45 derajat, miring ke kiri atau ke kanan.
Pergerakan ke kiri atau ke kanan dari meja ini dengan bantuan memutar sumbu transportir yang mempunyai kisar tertentu, yaitu ada yang 5 atau 6 mm ada juga yang berukuran inchi. Apabila perlu meja ini dapat dikunci kepada sadel dan untuk pengefraisan dengan pemakanan menurun/Climb milling, maka pada meja mesin ini dipasang backlash eliminator untuk menahan loncatan dari meja karena pemakanan.
Gambar 2.10 Meja mesin Frais

4.        Sadel (Dudukan Meja)
Sadel ini bentuknya persegi artinya mempunyai ukuran lebar sama dengan ukuran panjangnya, dan sadel ini mempunyai alur ekor burung yang pas kepada lutut , sehingga sadel ini dapat bergerak mundur maju searah dan sejajar dengan gerakan lengan tadi, jadi sadel ini gerakannya tidak bisa kearah kiri atau kearah kanan, artinya hanya dua arah saja yaitu mundur maju dan sadel ini dapat dikunci kepada lutut apabila diperlukan.
Di bagian atas dari sadel ini dibuat alur T melingkar 360 derajat, dengan tujuan untuk membautkan meja kepada sadel agar kokoh, dan alur bentuk melingkar ini yang memungkinkan meja diputar beberapa derajat menurut kebutuhan tertentu. Dan penunjukan besarnya derajat terdapat pada permukaan sadel itu sendiri.Di atas permukaan sadel itu juga dipasang handel pembalik arah gerakan otomatis dari meja.


Gambar 2.11 Sadel Mesin Frais
5.        Lutut/Knee
Lutut ini adalah mempunyai dua alur ekor burung yang saling tegak lurus, yaitu satu alur dipaskan kepada kolom dan satunya lagi dipaskan kepada sadel itu tadi.






Lutut ini berbentuk rongga, dan dalam rongga itulah dipasang roda-roda gigi untuk gerakan otomatis, mundur maju, naik turun dan kiri kanan. Gerakan dari lutut ini hanya dua arah yaitu turun dan naik saja, lutut ini juga dapat dikuncikan kepada kolom, agar kukuh pada waktu pengefraisan.

6.        Alas mesin
Alas mesin ini letaknya sama dengan namanya yaitu alas, artinya bagian paling bawah dari mesin, alas ini berfungsi untuk menumpu seluruh beban yang ada pada mesin, seperti berat mesin ditambah berat bahan yang dikerjakan dan berat perlengkapan yang dipakai serta berat dari alas itu sendiri.
Pada alas mesin ini dibuat rongga sebagai bak penampung, yaitu untuk menampung cairan pendingin. Pompa air untuk mengalirkan cairan pendingin kepada cutter dan benda kerja, juga dipasang pada alas ini untuk membuat sirkulasi air pendingin itu tadi.



Gambar 2.13 Alas Mesin
E.        Fungsi Mesin Frais
Dengan berbagai kemungkinan gerakan meja mesin frais, dapat digunakan untuk membentuk bidang-bidang pada benda kerja diantaranya:
a.    Bidang rata datar
b.    Bidang rata miring menyudut
c.    Bidang siku
d.    Bidang sejajar
e.    Alur lurus atau melingkar
f.     Segi banyak beraturan atau tidak

Selain benda kerja tersebut diatas, ada beberapa bentuk lain dari benda-benda yang lebih banyak dipakai, bentuk benda ini bergantung kepada bentuk pisaunya dan gerakan-gerakan yang diberikan kepada benda tersebut dan juga peralatan yang dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut, di antaranya yaitu:
a.    Roda gigi lurus
b.    Roda gigi helik
c.    Roda gigi payung
d.    Roda gigi cacing
e.    Nok/eksentrik
f.     Ulir scolor (ulir pada bidang datar)
g.    Ulir cacing yang mempunyai kisar besar dan tidak mampu dikerjakan di mesin bubut.

F.        Perlengkapan Mesin Frais
Untuk menunjang berbagai macam jenis pekerjaan pada mesin frais, mesin ini dilengkapi beberapa perlengkapan diantaranya:

1.        Arbor
Arbor digunakan sebagai dudukan atau pengikat alat potong/pisau (mantel, side and face, slitting saw dll) yang dipasang pada spindel utama pada posisi mendatar (horisontal). Gambar 2.14


Gambar 2.14. Arbor

2.        Stub Arbor
Stub arbor digunakan sebagai dudukan atau pengikat alat potong/pisau (Face mill, Shell endmill dll), yang dipasang pada spindel utama atau tegak. Jadi posisinya dapat dipasang dalam posisi mendatar (horisontal) atau tegak vertikal. Gambar 2.15.





Gambar 2.15 Stub arbor

3.        Collet Chuck
Collet chuck digunakan sebagai pengikat alat potong/pisau (End mill, Slot drill dll), yang dipasang pada spindel utama atau tegak. Jadi posisinya dapat dipasang dalam posisi mendatar (horisontal) atau tegak vertikal. Gambar 2.16.



Gambar 2.16. Collet chuck

4.        Ragum/Catok (Vice)
Ragum digunakan untuk mengikat benda kerja pada saat pengefraisan. Pemasangan ragum diikatkan pada meja / bed mesin. Jenis ragum  ini ada beberapa jenis,diantaranya: Ragum rata (Vice plate) (Gambar 2.17a), Ragum putar (Swivel Vice) (Gambar 2.17b) dan Ragum Universal (Universal vice) (Gambar 2.17c).
          

            

Gambar 2.17. Ragum/Catok

5.        Meja Putar (Rotary Table)
 Meja putar (Rotary Table) digunakan untuk membagi jarak-jarak lubang, alur, radius (melingkar) dan bentuk-bentuk segi banyak. (Gambar 2.18).


      
Gambar 2.18 Meja putar (Rotary Table).

6.        Kepala Pembagi (Dividing Head)
Kepala pembagi (dividing head) adalah peralatan mesin frais yang digunakan untuk membentuk segi-segi yang beraturan pada poros benda kerja . Peralatan ini biasanya dilengkapi dengan plat pembagi yang berfungsi untuk membantu pembagian yang tidak dapat dilakukan dengan pembagian langsung. (Gambar 2.19).





Gambar 2.19. Kepala pembagi.

7.        Penjepit/Klem Mesin
Klem Mesin ini digunakan untuk memegang/menjepit benda kerja yang tidak dapat dijepit pada ragum, yang umumnya benda panjang atau lebar.
Penjepitan langsung benda kerja itu ditaruh di meja mesin frais bila slindris ditaruh pada alur meja, bila lebih ditempatkan sesuai dengan kemampuan langkah kerja sehubungan dengan jangkauan pisau frais (cutter).
Berbagai bentuk klem mesin dapat dilihat pada gambar 2.20 berikut ini.


Gambar 2.20 Macam-macam klem

3.         Latihan
1.    Secara garis besar mesin frais ada tiga. Sebutkan!.
2.    Jelaskan fungsi mesin frais minimal enam buah.
3.    Sebutkan bagian-bagian utama mesin frais minimal enam buah.
4.    Sebutkan perlengkapan mesin frais minimal enam buah
5.    Ukuran mesin frais ditentukan oleh beberapa factor, sebutkan!.

4.         Rangkuman
Mesin frais adalah salahsatu mesin perkakas dapat digunakan untuk mengerjakan/suatu bentuk benda kerja dengan mempergunakan pisau frais sebagai alat potongya. Dan secara garis besar mesin frais terdiri dari, mesin frais vertical, mesin frais mendatar dan mesin frais universal.
Arah gerakan meja mesin frais dapat dilakukan kearah memanjang, melintang dan naik/turun. 
Dengan berbagai kemungkinan gerakan tadi, mesin frais dapat digunakan untuk, membentuk bidang-bidang diantaranya:
1) Bidang-bidang rata datar, 
2) bidang-bidang rata miring menyudut, 
3) bidang-bidang siku, 
4) bidang-bidang sejajar, 
5) alur lurus atau melingkar, dan 
6) segi-segi beraturan atau tidak beraturan. 

Selain itu dengan bantuan meja putar atau kepala pembagi mesin frais dapat juga digunakan untuk membuat diantaranya: 
1) Roda gigi lurus, 
2) Roda gigi helik, 
3) Roda gigi paying, 
4) Roda gigi cacing, 
5) Nok/eksentrik, dan 
6) Ulir scolor (ulir pada bidang datar).

Ukuran suatu mesin frais ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: 
1) Panjang langkah meja mesin frais arah memanjang, 
2) jarak spindel sampai permukaan meja pada kedudukan paling bawah. dan 
3) Jarak tempuh ke arah melintang maximum yang dapat dicapai oleh meja mesin terhadap kolomnya

Untuk menunjang proses pengefraisan, mesin frais dilengkapi beberapa perlengkapan diantaranya: 
1) Arbor, 
2) Stub arbor, 
3) Collet chuck, 
4) ragum, 
5) Meja putar, 
6) Kepala pembagi dan 
7) Klem mesin.



   A.   Materi Pokok 2

Macam-macam Pisau Frais
1.         Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu menjelaskan macam-macam pisau frais berikut fungsinya.

2.         Uraian Materi dan Contoh

A.       Macam-Macam Pisau Frais dan Fungsinya
Hasil pengefraisan ditentukan oleh jenis alat potong/ pisau frais yang digunakan. Adapun macam-macam pisau frais adalah sebagai berikut:

1.        Pisau Frais Mantel (Plane Milling Cutter)
Pisau frais pisau frais mantel pada umumnya digunakan untuk mengefrais bidang yang lebar dan rata. Gambar 3.1.



Gambar 3.1 Pisau Frais Mantel (Plane Milling Cutter)
                                                                             
Jenis pisau frais mantel, ada beberapa type yang fungsinya berbeda-beda, diantaranya dapat dilihat pada table 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Type Pisau Mantel

  

    2.        Pisau Frais Sudut (Angle Cutter)
Pisau frais sudut pada umumnya memiliki sudut 30o, 45o , 60o dan 90o. Sedangkan apabila dilihat dari sisi sudutnya, ada yang memilki sudut tunggal (Single angle cutter) (Gambar 3.2.a) dan ada yang memilki sudut ganda (double angle cutter). (Gambar 3.2.b).



  

                                              a                                                        b

Gambar 3.2. Pisau frais sudut (Single angle cutter dan double angle cutter )

3.        Pisau Frais Ekor Burung (Dove Tail Cutter)
 









Gambar 3.3 Pisau frais ekor burung

Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur ekor burung, pada umumnya sudut ekor burung yang dapat dibuat besarnya: 30o, 45o dan 60o.

4.        Pisau frais Alur Melingkar (Woodruff Keyseat Cutter)
Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pasak pada poros yang berbentuk bulan sabit yang letak alurnya tidak pada ujung porosnya (gambar 3.4).



Gambar 3.4 Pisau frais alur melingkar.

5.        Pisau sisi dan Muka (Side and Face Cutter)
Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pada permukaan benda kerja (Gambar 3.5).



Gambar .3.5 Pisau sisi
6.        Pisau Frais Sisi Gigi Silang (Staggered Tooth Side and Face Cutter).
Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pada permukaan benda kerja. Perbedaann dengan pisau frais sisi adalah, pemakanannya lebih ringan(Gambar 3.6).



Gambar .3.6 Pisau frais sisi gigi silang
7.        Pisau frais radius (bentuk) (Form Cutter)
Pisau frais radius, berfungsi untuk membentuk radius luar berbentuk cekung disebut (convex milling cutter) (gambar 3.7a) dan untuk membentuk radius luar berbentuk cembung disebut (concave milling cutter) (gambar 3.7b).


                   a               b
Gambar .3.7 Pisau frais radius (Bentuk)

8.        Pisau Frais Alur T (T Slot Cutter)
Pisau alur T digunakan untuk mengefrais berbentuk alur T sebagaimana alur T pada meja mesin frais dan skrap (Gambar 3.8).




Gambar .3.8 Pisau frais alur T

9.        Pisau Frais Jari (Endmill Cutter)
Pisau jari digunakan untuk membuat alur tembus atau betingkat dan mengefrais rata untuk bidang yang kecil (Gambar 3.9)


Gambar .3.9 Pisau frais jari
 Dilihat dari sudut heliknya dan jumlah mata sayatnya, ada beberapa jenis pisau jari diantaranya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.2 Macam-Macam Endmill Dan Penggunaannya


10.      Pisau Jari Radius ( Bull Noze Cutter)
Pisau jari radius digunakan untuk membuat bidang alur berbentuk radius cekung (Gambar 3.10).


Gambar 3.10 Pisau jari radius


11.      Pisau Frais Roda Gigi (Gear Cutter)
Pisau frais roda gigi digunakan untuk pembuatan roda gigi. Pisau jenis ini ada dua macam yaitu, pisau frais roda gigi untuk sistem modul (mm) dan Dp (diameter pitch) (Gambar 3.11).



Gambar 3.11 Pisau frais roda gigi

12.      Pisau Frais Muka (Face Mill Cutter)
Pisau muka pada umumnya mata sayatnya ditempel pada bodi dengan cara dilas atau dibaud, yang mata sayatnya terbuat dari bahan cementit carbide. Pisau ini digunakan untuk mengefrais permukaan rata dan luas/lebar (Gambar 2.12).


Gambar 3.12. Pisau frais muka

13.      Pisau Frais Sisi dan Muka (Shell endmil Cutter)
Pisau frais sisi dan muka, digunakan untuk pemakanan bagian samping dan muka, sehingga dapat digunakan untuk mengefrais bidang siku. Pisau jenis ini ada macam yaitu, untuk pemakanan ringan/finising (Gambar 3.13a) dan Untuk Pemakanan berat/pengasaran (Gambar 3.13b).

a
                                   b
Gambar 3.13 Pisau frais sisi dan muka
14.      Pisau Frais Gergaji (Slitting Saw)
Pisau gergaji digunakan untuk memotong/ membelah benda kerja yang memiliki ukuran ketebalan tidak terlalu besar (tipis) (Gambar 3.14).




Gambar 3.14 Pisau frais gergaji (Slitting saw)
B.       Penggunaan Pisau Frais
Penggunaan pisau frais tergantung dari jenis pekerjaan yang akan dilakukan pengefraisan. Dibawah ini tabel penggunaan masing-masing pisau frais sesuai fungsinya.

Table 3.3 Pisau Frais dan Penggunaannya.

3.         Latihan
a.    Sebutkan macam-macam pisau frais minimal enam buah.
b.    Jelaskan kegunaan pisau frais jari, mantel, dan shell endmill.
c.    Pisau frais sisi gigi silang, sangat cocok untuk membuat alur. Jelaskan pada posisi mana pisau tersebut didunakan, dan jelaskan kenapa?.

4.         Rangkuman
Banyak macam-macam nama bentuk pisau frais yang diperuntukan sesuai dengan profil atau bentuk yang akan di frais. Maka dari itu pada saat memilih pisau frais harus cermat baik nama maupun bentuknya, sehingga hasil pengefraisan dapat maksimal.
Macam-macam pisau frais diantaranya: 
1) Pisau frais mantel (Plane milling cutter), 
2) Pisau frais sudut (Angle milling cutter), 
3) Pisau frais ekor burung (Dove tail milling cutter,) 
4) Pisau sisi dan muka (Side and face cutter), 
5) Pisau frais alur melingkar (Woodruff keyseat cutter), 
6)Pisau Frais sisi gigi silang (Staggered tooth side and face cutter), 
7) Pisau frais radius (bentuk) (Form cutter
8) Pisau frais alur T (T Slot cutter), 
9) Pisau Frais Jari (Endmill cutter), 
10) pisau frais roda gigi (Gear cutter), 
11) Pisau frais muka (Face mill cutter), 
12) Pisau frais sisi dan muka (Shell endmil cutter), 
13) Pisau frais bentuk (Form Cutter),
14) Pisau frais gergaji (Slitting saw).

5.         Evaluasi Materi Pokok 2
1.    Jelaskan perbedaan antara face mill cutter dengan shell end mill cutter!
2.    Pisau frais mantel tidak dapat digunakan pada mesin frais ...
3.    Sebutkan 3 type pisau mantel!
4.    Untuk membuat bentuk radius luar (cembung) harus menggunakan pisau frais...
5.    Sebutkan dua fungsi pisau frais gergaji (slitting saw)!

6.         Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Bagi peserta diklat yang dapat menjawab dengan benar soal-soal evaluasi dapat melanjutkan ke materi/ bab berikutnya, sedangkan bagi yang belum dilakukan pengulangan.



       B.   Materi Pokok 3


Parameter-parameter Proses Pemesinan Frais

1.        Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu menghitung parameter-parmeter pada proses pemesinan frais:
1)    Kecepatan potong
2)    Kecepatan putaran mesin
3)    Kecepatan pemakanan

2.        Uraian dan Contoh
Yang dimaksud dengan parameter-parameter proses pemesinan frais adalah, dasar-dasar perhitungan yang gunakan untuk menentukan perhitungan-perhitungan dalam proses pemotongan/penyayatan pemesinan fraisdiantaranya, kecepatan potong (Cs), kecepatan putaran mesin (Revolotion Per-Menit), kecepatan pemakanan berikut waktu proses pemesinannya.

A.       Kecepatan potong (Cutting speed) – Cs
Pada saat proses pengefraisan berlangsung, cutter berputar memotong benda kerja yang diam dan menghasilkan potongan atau sayatan yang menyerupai chip, serpihan-serpihan tersebut dapat juga berbentuk seperti serbuk (tergantung dari bahan). Kemampuan mesin menghasilkan panjang sayatan tiap menit disebut kecepatan potong (sayat), yang diberi symbol Cs(Cutting Speed). Apabila ukuran diameter alat potong dan kecepatan putaran mesin diketahui, maka untuk mencari kecepatan pemotong rumusnya adalah:
 



Keterangan:
Cs =Cutting Speed ( m/menit )                      n = Putaran Spindle ( Rpm )

d = Diameter Cutter ( mm )                            Ï€ = Konstanta ( 3,14 )

Pada prinsipnya kecepatan pemotongan suatu material tidak dapat dihitung secara matematis. Karena setiap material memiliki kecepatan potong sendiri-sendiri berdasarkan karakteristiknya dan harga kecepatan potong dari tiap material ini dapat dilihat didalam table yang terdapat didalam buku atau referensi.Untuk lebih jelasnya mengenai harga kecepatan potong dari tiap material dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 4.1 Kecepatan Potong Untuk Beberapa Jenis Bahan.


B.       Kecepatan Putaran Mesin (Spindle Machine)
Sebagaimana telah dijelaskan pada materi mesin bubu, yang dimaksud kecepatan Putaran Mesin adalah, kemampuan kecepatan putaran mesin dalam satu menit. Dalam hal ini mengingat nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan adalah putaran mesin/benda kerja. Dengan demikian rumus untuk menghitung putaran adalah:
 


Karena satuan Cs dalam meter/menit sedangkan satuan diameter pisau/benda kerja dalam millimeter, maka rumus menjadi:

Keterangan:
n = Putaran Spindle (rpm )
Cs = Kecepatan potong ( m/menit )
d = Diameter cutter ( mm )
Ï€ = Konstanta ( 3,14 )

Contoh:
Diketahui: Baja lunak akan difrais dengan alat potong alat potong 80 mm dan (CS = 30 m / menit). Hitung kecepatan putaran mesinnya!.
Jawab:
n = 119,42 ≈ 119 rpm


Hasil perhitungan di atas pada dasarnya sebagai acuan dalam menyetel putaran mesin agar sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada tabel yang ditempel di mesin tersebut.Artinya, putaran mesin aktualnya dipilih dalam tabel pada mesin yang nilainya paling dekat dengan hasil perhitungan di atas.

Untuk menentukan besaran putaran mesin dapat juga menggunakan tabel, sebagaimana dapat dilihat pada (Tabel 4.2).

Tabel 4.2 Daftar kecepatan potong dan putaran mesin frais per-menit.

C.       KecepatanPemakanan (Feeding)
Pada umumnya mesin frais, dipasang tabel kecepatan pemakanan atau feeding dalam satuan mm/menit. Jadi misalnya pada mesin disetel besar kecepatan pemakannya 28; artinya kecepatan pemakanan pisau frais sebesar 28 mm/menit. Makin kecil kecepatan pemakanan pisau frais, kekasarannya makin rendah atau lebih halus. Tabel besar pemakanan pada mesin baru berlaku jika mesin frais tersebut dijalankan dengan cara/ mode otomatis.
Menghitung kecepatan pemakanan/feeding= F (mm/menit)
F (mm/men) = f (mm/putaran) x n ( put/menit)
Dimana, f adalah bergesernya pisau frais (mm) dalam satu putaran.

Contoh:
Ditentukan n = 600 putaran/menit, f pada tabel ditetapkan 0,22 mm/putaran. Berapa kecepatan pemakanannya (F mm/menit)!.
Jawab:
F= 0,22 mm/putaran x 600 putaran/men = 132 mm/menit.
Pengertiannya adalah,piasu frais bergeser sejauh 132 mm selama satu menit.

D.       Perhitungan Waktu Pemesinan Frais
1.        Waktu Pemesinan Pengefraisan Rata

Berdasarkan prinsip kerja mesin frais dan gambar diatas, untuk mencari waktu pengefraisan dapat dihitung dengan rumus:
 




L = â„“+â„“a+â„“u
S = s.n

Dimana:
t = jumlah mata sayat alat potong
s = pemakanan tiap mata potong
n = Rpm
L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
â„“ = panjang benda kerja
â„“a = kelebihan awal
â„“u = kelebihan akhir
S’ = pemakanan setiap menit

Contoh:
1.    Bahan ST 41, panjang 250 mm, difrais menggunakan pisau jari dengan mata sayat 4, S= 0,2 dan n = 400 rpm.
Hitung tm, bila (la) = 30 mm dan (Lu) = 30 mm.

Jawab:
S’= s . n
 = 0,2 . 400
 = 80 mm/ menit
L = â„“ + â„“a + â„“u = 250 + 30 + 30 = 310 mm

Waktu Pengeboran Pada Mesin Frais

Gambar 4.2 Panjang langkah pengefraisan rata

Sebagimana pada proses facing, untuk menghitung waktu pengeboran pada mesin frais pada dasarnya sama dengan rumus untuk mencari waktu pemesinan pengefraisan rata. Berikut adalah rumus untuk mencari waktu pengeboran pada mesin bubut.


Dimana:
â„“ = kedalaman lubang/tebal benda kerja
L = â„“ + 0,3 d (la)
d = mata bor/lubang (mm)
n = putaran mata bor (Rpm)
s = pemakanan (mm/put)

Contoh: Diketahui,
â„“ = 30 mm
d = 12 mm
s = 0,04 pemakanan mm/put
n = 260 rpm
Hitung waktu pengeboran pada mesin frais(tm)?
Jawab:
                                                         = 2,7 menit

3.        Latihan
1.    Tuliskan rumus kecepatan potong (Cs) dan turunkan menjadi rumus putaran mesin frais (n)
2.    Diketahui: Pisau frais HSS 60, akan digunakan mengefrais baja lunak dengan Cs = 25 m/menit. Hitung: Kecepatan putaran mesinnya!.
3.    Diketahui putaran mesin frais (n)= 400 putaran/menit, f pada tabel dimesin disetel 0,2 mm/putaran. Berapakecepatan pemakanannya (F mm/menit)!.
4.    Diketahui: Bahan ST 41, panjang 200 mm, difrais menggunakan pisau jari dengan mata sayat 4, s= 0,2 dan n = 600 rpm, (la) = 30 mm dan (Lu) = 30 mm. Hitung waktu pemesinan frais (tm), apabila pemakanan 1 kali jalan!.
5.    Diketahui,
â„“ = 30 mm
d = 12 mm
s = 0,04 pemakanan mm/put
n = 260 rpm
Hitung waktu pengeboran pada mesin frais (tm)?

4.        Rangkuman
1.    Menghitung putaran mesin Frais
Rumus untuk menentukan putaran mesin frais adalah:


2.    Menghitung kecepatan pemakanan/feeding= F (mm/menit)
F (mm/men) = f (mm/putaran) x n ( put/menit)
Dimana, f adalah bergesernya pahat (mm) dalam satu putaran

3.    Waktu Pemesinan frais

L = â„“ + â„“a + â„“u

Dimana:
t = jumlah mata sayat alat potong
s = pemakanan tiap mata potong
n = Rpm
L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
â„“ = panjang benda kerja
â„“a = kelebihan awal
â„“u = kelebihan akhir
S’ = pemakanan setiap menit

4.    Waktu Pemesinan Bor

Dimana:
â„“ = kedalaman lubang/tebal benda kerja
L = â„“ + 0,3 d (la)
d = mata bor (mm)
n = putaran mata bor (rpm)
s = pemakanan (mm/put)

5.        Evaluasi Materi Pokok 3
1.    Jelaskan yang dimaksud dengan feeding!
2.    Pisau jari HSS 10 akan digunakan untuk membuat alur memanjang pada baja lunak (Cs 25) berapa kecepatan putaran mesin?
3.    Sebuah bahan baja lunak (Cs = 25) dengan ukuran 40 x 40 x 80 akan difrais dengan shell end mill cutter 50, bahan tersebut dijadikan ukuran 39 x 39 x 80 (difrais 4 bidang masing-masing satu kali jalan) dengan kecepatan pemakanan / feeding (s) =0,2 berapa lama waktu pemesinan, bila (la) = 5 dan (lu) = 30.
4.    Diketahui,
a.    â„“ = 20 mm
b.    d = 20 mm
c.    s = 0,04 pemakanan mm/put
d.    n = 360 rpm
e.    Hitung waktu pengeboran pada mesin frais (tm)?


6.        Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Bagi peserta diklat yang dapat menjawab dengan benar soal-soal evaluasi dapat melanjutkan ke materi/ bab berikutnya, sedangkan bagi yang belum dilakukan pengulangan.


C.   Materi Pokok 4

Proses Pengefraisan

1.        Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat mampu melaksanakan proses pengefraisan:
1)    Metode pemotongan
2)    System pembagian
3)    Teknik pengefraisan
4)    Langkah proses frais

2.        Uraian dan Contoh

A.       Metode Pemotongan
Untuk mendapatkan hasil pengfraisan yang baik dan alat potongnya tahan lama, perlu memahami metoda pemotongan yang benar. Metode pemotongan pada proses pemesinan frais dibagi menjadi tiga, diantaranya:

1.        Pemotongan searah
Yang dimaksud pemotongan searah adalah, pemotongan yang datangnya benda kerja searah dengan arah putaran cutter. Pada pemotongan ini hasilnya kurang baik karena meja (benda kerja) cenderung tertarik oleh cutter ( Gambar 5.1)

Gambar 5.1 Pemotongan searah

2.        Pemotongan Berlawanan Arah
Yang dimaksud pemotongan searah adalah, pemotongan yang datangnya benda kerja berlawanan deangan arah putaran cutter. Pada pemotongan ini hasilnya dapat maksimal karena meja (benda kerja) tidak tertarik oleh cutter ( Gambar 5.2).
Gambar 5.2 Pemotongan berlawanan arah
3.        Pemotongan Netral
Yang dimaksud pemotongan netral adalah, pemotongan yang terjadi apabila lebar benda kerja yang disayat lebih besar atau lebih kecil dari ukuran diameter cutter pada waktu pengefraisan menggunakan face mill atau ujung shell end mill.


B.       Sistem Pembagian
Di dalam mesin frais atau milling machine, selain mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pengefraisan rata, menyudut, membelok, mengatur dsb, dapat pula mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang atau bersudut-sudut.Yang dimaksud benda kerja yang berbidang-bidang ialah benda kerja yang mempunyai beberapa bidang atau sudut atau alur beraturan misalnya segi banyak beraturan, batang beralur, roda gigi, roda gigi cacing, dan sebagainya.
Untuk dapat mengerjakan benda-benda kerja tersebut di atas, mesin frais dileng-kapi dengan kepala pembagi dan kelengkapannya. Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat pembagian atau mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang tadi dalam sekali pencekaman.
Dalam pelaksanaannya, operasi tersebut di atas ada lima (lima) cara, yang merupakan tingkatan cara pengerjaan, yaitu:
a.    Pembagian langsung (direct indexing)
b.Pembagian sederhana (simple indexing)
c.Pembagian sudut (angel indexing)
d.Pembagian differensial (differential indexing)
e.Pembagian sudut differensial (differential angel indexing)

Dari kelima cara tersebut, merupakan tingkatan-tingkatan cara pengerjaan, artinya cara yang kedua lebih sulit/rumit dari pada cara yang pertama, cara yang ketiga adalah cara yang lebih sulit/rumit dari cara yang kedua, demikian pula cara keempat adalah cara yang lebih dari pada cara ketiga. Cara kelima adalah cara yang paling sulit/rumit dan digunakan apabila keempat cara yang lainnya tidak dapat dilaksanakan.

15.      Pembagian Langsung
Yang dimaksud dengan pembagian langsung adalah, cara mengerjakan benda kerja dibagi menjadi berbidang-bidang dengan cara pembagian langsung, yang dilakukan dengan memutar spindel kepala pembagi yang mengacu pada alur-alur/lubang-lubang pelat pembagi.

Kepala pembagi langsung, pada umumnya dilengkapi beberapa pelat/piring pembagi yang beralur V atau berlubang-lubang yang dapat diganti dan dipasang langsung pada spindel.Dibawah diperlihatkan kepala pembagi langsung dengan alur V (Gambar 5.3).


Gambar 5.3 Kepala pembagi langsung.

Pelat/piring pembagi dengan alur V pada umumnya memilki jumlah alur yang genap, diantaranya ada yang beralur 24 dan 60 (Gambar 5.4).
              


Gambar 5.4 Pelat/piring pembagi dengan alur V

Untuk pelat pembagi beralur 24 dapat dipergunakan untuk pembagian: 2, 3, 4, 6, 12,dan 24. Untuk mempermudah menempatkan posisi yang baru, pada umumnya pelat pembagi mempunyai angka jumlah pembagian yang dapat dibuat. Rumus untuk pembagian langsung adalah:
           
Sedangakan pelat pembagi dengan lubang-lubang, mempunyai satu lingkaran lubang dan terdapat pula angka-angka yang menyatakan nomor lubang itu. Cara kerjanya sama dengan plat pembagi beralur V, hanya saja fungsi pengunci indeks diganti dengan pen indeks.

Contoh:
Sebuah benda kerja bulat akan dibuat menjadi 8 (enam) bidang segi beraturan, dengan kepala pembagi langsung yang pelat pembaginya mempunyai alur 24. Hitung agar supaya mendapatkan pembagian yang sama.
Jawab:

Jadi untuk mengerjakan setiap bidang, maka spindel kepala pembagi (benda kerja) diputar sebanyak 3 alur, dan pengunci indeks dimasukkan pada alur keempat bila dihitung dari tempat semula.Atau sebaiknya, pengunci indeks ditempatkan pada angka yang sesuai dengan pembagian yang dikehendaki.

16.      Pembagian Sederhana
Melakukan pembagian dengan kepala pembagi langsung, jumlah pembagian dan sudut putarnya sangat terbatas. Untuk jumlah pembagian dan sudut putar banyak, digunakan kepala pembagi universal (Gambar 5.5).





Gambar 5.5 Kepala pembagi universal

Kepala pembagi jenis ini terdiri dari dua bagian utama yaitu, roda gigi cacing dan ulir cacing.Perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing disebut ratio.Ratio kepala pembagi pada umumnya 1:40 dan 1:60, akan tetapi yang paling banyak digunakan adalah yang rationya 1: 40. Artinya, satu putaran roda gigi cacing memerlukan 40 putaran ulir cacing.
Dalam pelaksanaannya untuk membuat segi-segi nberaturan, kepala pembagi universal dapat digunakan untuk pembagian langsung.Namun apabila pembagian tidak dapat dilakukan dengan system pembagian langsung, pembagiannya dapat dilakukan menggunakan bantuan pelat/piring pembagi (Indexsing plate)(Gambar 5.6), yang diputar dengan engkol kepala pembagi(Indexs Crank) dan dibatasi dengan lengan/gunting penepat.



Lengan penepat


Gambar 5.6 Pelat/piring pembagi
           
Fungsi dari indexing plate ini adalah untuk menempatkan pemu-taran/pembagian benda kerja yang diinginkan. Dengan lubang-lubang yang ada pada indeksing plate itulah dapat menempatkan pembagian benda kerja sesuai dengan yang diinginkan. Dengan demikian, semakin banyak lingkaran lubang yang ada, makin banyak pula kemungkinan benda kerja dapat membuat segi nberaturan lebih banyak. Pembuatan/pembagian benda kerja yang dapat dilaksanakan dengan lubang-lubang yang ada, inilah yang disebut pembagian sederhana. Sedangkan engkol pembagi (Indexs Crank) berfungsi untuk memutar batang ulir cacing. Lengan penempat gunanya untuk menempatkan pen indeks. Pada beberapa kepala pembagi, ulir cacing dapat diputar lepas dari roda gigi cacing.

Kepala pembagi universal biasanya dilengkapi dengan 3 buah pelat pembagi, tetapi ada juga yang hanya mempunyai 2 buah. Jumlah lubang setiap lingkaran harus dipilih untuk pembagian yang mungkin dibuat dalam hubungannya dengan ulir cacing pada kepala pembagi.
Dibawah ini ditunjukkan beberapa contoh set indexcing plate.
Mesin frais Accera:
Keping I        :     15; 18; 21; 29; 37; 43
Keping II       :     16; 19; 23; 31; 39; 47
Keping III      :     17; 20; 27; 33; 41; 49
Mesin frais Brown & Sharpe:
Keping I        :     15; 16; 17; 18; 19; 20
Keping II       :     21; 23; 27; 29; 31; 33
Keping III      :     37; 39; 41; 43; 47; 49
Mesin frais Hero:
Keping I        :     20; 27; 31; 37; 41; 43; 49; 53.
Keping II       :     23; 29; 33; 39; 42; 47; 51; 57.
Mesin frais Vilh Pedersen:
Keping I        :     30; 41; 43; 48; 51; 57; 69; 81; 91; 99; 117.
Keping II       :     38; 42; 47; 49; 53; 59; 77; 87; 93; 111; 119.

Apabila diketahui perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing (rationya) = 40: 1 atau i = 40: 1, berarti 40 putaran ulir cacing atau putaran engkol pembagi, membuat satu putaran roda gigi cacing atau benda kerja. Untuk T pembagian yang sama dari benda kerja, setiap satu bagian memerlukan:

Dimana:
nc = putaran indeks
i= angka pemindahan (ratio)
T = pembagian benda kerja
           
Perlu diingat bahwa, apabila pembagian yang dikehendaki lebih dari 40, ulir cacing diputar kurang dari satu putaran, dan bila pembagian kurang dari 40, ulir cacing diputar lebih dari satu putaran.
Contoh:                   
Sebuah benda kerja akan dibuat alur berjumlah 16 bagian yang sama (Gambar 5.7). Hitung nc , apabila i = 40: 1
Gambar 5.7 Pembagian alur jumlah 16
Jawab:        


C.       Macam-macam Teknik Proses Pengefraisan

1.        Pengefraisan Rata Sejajar dan Siku Arah Mendatar (Horizontal)
Dalam melakukan pemotongan mendatar, jenis mesin yang digunakan yaitu mesin frais horizontal. Pisau yang digunakan yaitu jenis pisau frais mantel. Berikut ini langkah-langkah pengefraisan rata dengan posisi mendatar:
a.    Siapkan perlengkapan mesin yang diperlukan meliputi ragum mesin,arbor,dan satu set kollar (ringarbor) dengan diameter lubang sama dengan diameter lubang alat potong yang akan digunakan berikut kelengkapan lainnya.
b.    Majukan lengan (Gambar 5.8a) dan lepaskan pendukung arbor( Gambar 5.8b).
c.    Bersihkan lubang dan arbor bagian tirusnya (Gambar 5.9).
d.    Pasang arbor pada spindel mesin dan ikat arbor dengan memutar mur pengikat dibelakang bodi mesin (Gambar 5.10).


Gambar 5.8 Pemasangan arbor

Gambar 5.9 Membersihkan bagian tirus


Gambar 5.10 Mengikat arbor

e.    Pasang pisau (cutter) dan ring arbor (kollar) pada arbor (Gambar 5.11a), posisi pengikatan yang benar dan (Gambar 5.11b), posisi pengikatan yang salah apabila yang digunakan pisau mantel helik kiri.
Gambar 5.11 Pemasangan cutter dan kollar (ringarbor)

f.     Pasang pendukung arbor (support) pada lengan mesin dengan posisi tidak jauh dari pisau dan ikat dengan kuat (Gambar 5.12).
Gambar 5.12 Pemasangan pendukung arbor

g.    Selanjutnya pasang ragum pada meja mesin frais pada posisi kurang lebih ditengah-tengah meja mesin agar mendapatkan area kerja yang maksimal.
h.    Lakukan pengecekan kesejajaran ragum. Apabila jenis pekerjaannya tidak dituntut hasil kesejajaran dengan kepresisian yang tinggi, pengecekan kesejajaran ragum dapat dilakukan dengan penyiku (Gambar 5.13a). Apabila hasil kesejajarannya dituntut dengan kepresisian yang tinggi, pengecekan kesejajaran ragum harus dilakukan dengan dial indicator (Gambar 5.13b).



(a)                                                          (b)
Gambar 5.13 Pengecekan kesejajaran ragum
i.      Pasang benda kerja pada ragum dengan diganjal paralel pad di bawahnya (Gambar 5.14a) .Untuk mendapatkan pemasangan benda kerja agar dapat duduk pada paralel dengan baik, sebelum ragum dikencangkan dengan kuat, pukul benda dengan keras secara pelan-pelan dengan palu lunak (Gambar 5.14b).



(a)                                                  (b)
Gambar 5.14 Pemasangan benda kerja pada ragum

j.      Selanjutnya lakukan setting nol untuk persiapan melakukan pemakanan dengan cara menggunakan kertas (Gambar 5.15a). Untuk jenis pekerjaan yang tidak dituntut hasil dengan kepresisian tinggi, batas kedalaman pemakanan dapat diberitanda dengan balok penggores ( Gambar 5.15b).



Gambar 5.15a Setting nol diatas permukaan kerja dengan kertas


Gambar 5.15b Penandaan kedalaman pemakanan

k.    Atur putaran dan feeding mesin sesuai dengan perhitungan atau melihat table kecepatan potong mesin frais.
l.      Selanjutnya, lakukan pemakanan dengan arah putaran searah jarum jam bila pisau yang digunakan arah mata sayatnya helik kiri (Gambar 5.15). Pemakanannya dapat dilakukan secara manual maupun otomatis.


Gambar 5.15 Proses pemotongan benda kerja

m.   Dalam menggunakan nonius ketelitian yang terletak pada handel mesin,pemutaran roda handel arahnya tidak boleh berlawanan arah dari setting awal karena akan menimbulkan kesalahan setting yang akan mengakibatkan hasil tidak presisi.(Gambar 5.16) menunjukan pengunaan nonius ketelitian pada handel mesin frais.


Gambar 5.16 Pemutaran handel pemakanan

2.        Pemotongan Rata Sejajar dan Siku Arah Tegak(Vertical)
Untuk mengefrais bidang rata dapat digunakan shell endmill cutter (Gambar 5.171) dengan cara yang sama, tetapi menggunakan mesin frais tegak. Namun, untuk mesin frais universal dapat juga digunakan untuk mengefrais rata pada sisi benda kerja, yaitu stub arbor dipasang langsung pada spindel mesin.



Gambar 5.17 Proses pengefraisan bidang rata dengan shell endmill cutter

3.        Pengefraisan Bidang Miring
Bidang miring dapat dikerjakan dengan memiringkan benda kerja pada ragum universal (Gambar 5.18).


Gambar 5.18 Pengefraisan bidang permukaan miring


Apabila bidang permukaannya lebih lebar, diperlukan memasang cutter pada arbor yang panjang dengan pendukung (Gambar 5.19).

Gambar 5.19 Pengefraisan bidang miring yang lebar


4.        Pengefraisan Alur
a.        Pengefraisan Alur V Menggunakan pisau Sudut
Pemotongan bidang miring atau sudut juga dapat dibuat dengan pisau sudut.Gambar 5.20 menunjukan hasil pengefraisan menggunakan pisau dua sudut 45° dan prosesnya dapat dilihat pada Gambar 5.21.



Gambar 5.20 Blok-V Gambar 5.21 Pengefraisan blok-V

b.        Pengefraisan Alur Tembus
Banyak bagian mesin yang mempunyai bentuk/bidang beralur seperti ditunjukan pada

5.        Pengefraisan Alur Pasak
Poros yang berfungsi sebagai penerus daya biasanya dibuat alur pasak. Alur pasak tersebut pembuatannya dapat dilakukan dengan mesin frais. Gambar 5.23 menunjukkan pemotongan alur pasak pada mesin frais horizontal. Gambar 5.24 menunjukan pemotongan alur pasak yang stub arbornya dipasang langsung pada lubang spindel mendatar Gambar 5.25 menunjukan pemotongan alur pasak pada mesin frais vertical.

Gambar 5.23 Pembuatan alur pasak pada mesin frais horizontal

Gambar 5.24 Pembuatan alur pasak dengan spindle mendatar
Gambar 5.25 Pengefraisan alur pasak pada mesin frais tegak

6.        Pengefraisan Bentuk Persegi
Bentuk-bentuk persegi misalnya membuat segienam, segiempat, dan sebagainya dapat dilakukan dengan mesin frais dengan alat bantu kepala pembagi. Untuk membuat bentuk segi beraturan ini dapat dilakukan pada posisi mendatar dengan menggunakan pisau endmill (Gambar 5.26). Atau dilakukan pada posisi tegak dengan menggunakan pisau shellendmill (Gambar 5.27).
ambar 5.27 Pengefraisan persegi empat dengan shell endmill cutter

D.       Langkah-langkah Pengoperasian Mesin frais.
Pengoperasian mesin frais pada dasarnya sama dengan pengoperasian mesin perkakas lainnya. Mesin frais digunakan untuk membuat benda-benda kerja dengan berbagai bentuk tertentu dengan jalan penyayatan. Dari berbagai mesin perkakas yang ada, mesin frais adalah salah satu yang mampu digunakan untuk membuat berbagai macam bentuk komponen.Oleh sebab itu diperlukan langkah-langkah sistematis yang perlu dipertimbangkan sebelum mengoperasikan mesin frais.
Langkah-langkah tersebut antara lain:          
1)    Mempelajari gambar kerja untuk menentukan langkah kerja yang efektif dan efesien
2)    Memahami karakteristik bahan yang akan dikerjakan untuk menentukan jenis cutter ,
3)    putaran mesin, feeding dan media pendingin yang akan digunakan.
4)    Menetapkan kualitas hasil penyayatan yang diinginkan.
5)    Menentukan geometri cutter yang digunakan
6)    Menentukan alat bantu yang dibutuhkan didalam proses.
7)    Menentukan parameter-parameter pemotongan yang berpengaruh dalam proses
8)    pengerjaan (kecepatan potong, kecepatan sayat, kedalaman pemakanan, waktu pemotongan dll). 


by. Drs. Letzon T, MPd